Selasa, 18 September 2018

Permasalahan Yang Sering Dihadapi oleh Menantu dan Mertua



Bagaimana mengatasi konflik antara menantu dan mertua?

Sudah menjadi rahasia umum kalau hubungan antara menantu dan mertua tak selalu baik. Biasanya konflik terjadi karena ketidakcocokan dalam berbagai hal, seperti mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga. Selisih pendapat ini pun lebih sering terjadi antara mertua dengan menantu perempuannya, terlebih jika keduanya tinggal seatap.




Selama tidak sampai terjadi perselisihan yang berujung pada permusuhan antarkeluarga besar, hal ini adalah sesuatu yang wajar. Sebab bagaimanapun, mertua dan menantu hidup di era yang berbeda—yang secara tak langsung berpengaruh besar terhadap pola pikir masing-masing, termasuk dalam urusan berumah tangga.










1.      Soal Privasi

Tinggal bersama mertua maupun orang tua saat sudah menikah tentu akan terasa jauh berbeda dibandingkan saat Anda dan pasangan memutuskan untuk tinggal sendiri. Persoalan pertama yang mau tidak mau harus dihadapi adalah privasi.


Seatap dengan mertua tentu akan sedikit mengganggu privasi Anda, terutama jika mereka adalah tipe orang yang senang ikut campur kehidupan pribadi anak-anaknya. 


Tidak banyak hal yang bisa Anda lakukan untuk hal ini, kecuali memberi pengertian baik-baik kepada mertua mengenai batasan sejauh mana mereka boleh/tidak boleh terlibat.






2.      Risih

Saat tinggal serumah dengan mertua tentu Anda akan banyak merasa risih dan tak enak hati ketika akan melakukan sesuatu dengan pasangan, misalnya bermesraan. Malu ketahuan dan takut terdengar orang tua adalah alasannya. Hal inilah yang membuat ruang gerak Anda semakin terbatas.






3.      Aturan yang Berbeda

Nah, soal kedua inilah yang paling banyak memicu konflik antara mertua dan menantu. Masing-masing memiliki aturan dan prinsip yang berbeda—dan tidak ada salah satu pihak yang bersedia mengalah.


Aturan yang berbeda bisa terjadi dalam berbagai hal, seperti mengasuh anak, memasak, menyelesaikan pekerjaan rumah, dan sebagainya. Tak dimungkiri masih banyak mertua yang kurang cocok dengan anak menantunya, dan sebaliknya.


Jika terus dipendam, hal ini lama-lama memang bisa membuat batin Anda tertekan. Bagaimana cara mengatasinya? Cobalah minta suami untuk menjembatani Anda dengan mertua. Katakan secara terbuka apa keinginan Anda dengan kepala dingin.






4.      Jatah Bulanan Mertua

Berkaitan dengan soal finansial, memang ada jenis mertua yang tetap mengharapkan jatah bulanan dari anak laki-lakinya meskipun si anak sudah berumah tangga. Sadar tak sadar, hal ini bisa memicu konflik antara menantu dengan mertua. Sebab bagaimanapun si istri juga merasa lebih berhak atas gaji suaminya.






5.      Biaya Hidup Naik Dua Kali Lipat

Tinggal bersama mertua secara tidak langsung akan memengaruhi kehidupan finansial Anda. Selain makan, Anda juga perlu mengeluarkan dana ekstra untuk kebutuhan lain seperti air, listrik, sampai tagihan telepon.


Tak menjadi masalah jika Anda dan suami adalah orang yang berkecukupan. Bagaimana jika tidak? Jika memang Anda dan suami benar-benar tidak bisa menanggung biaya hidup mertua (gaji hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan berdua), jangan sungkan untuk bicara baik-baik dengan mertua.
Anda dan mertua bisa membuat kesepakatan jelas mengenai pos-pos bulanan semacam ini, misalnya tagihan listrik dibayar dengan sistem iuran setengah-setengah.



Pada dasarnya, segala persoalan di atas dapat diselesaikan dengan komunikasi yang baik. Saling pengertian dan memahami peran masing-masing juga sangat diperlukan. Sebagai menantu, jangan sungkan untuk membantu mertua menyelesaikan pekerjaannya (jika ada). Secara tak langsung, kebiasaan ini akan memupuk rasa kasih sayang sehingga konflik bisa dihindari.




Ingin mengajukan pertanyaan mengenai hukum keluarga? Jangan sungkan untuk menghubungi kantorpengacara.co melalui telepon +62 812 9797 0522 atau email info@kantorpengacara.co. Kami siap membantu Anda dengan sepenuh hati.

0 komentar:

Posting Komentar